Pengalaman Menikah Muda, Ini Cerita ku
Mazmuiz, Menikah muda adalah impian ku sejak masih duduk dibangku SMP, dan ternyata dalam kenyataannya saya menikah di usia yang cukup muda jika dibandingkan dengan kebanyakan teman-teman saya. Perkenalkan nama saya Muiz dan saya menikah di usia 22 tahun dan menjadi seorang ayah muda di usia 23 tahun.
Saya menikah saat saya masih duduk di bangku kuliah semester 5 dengan seorang wanita yang merupakan teman sekolah saat SMK. Mungkin sahabat ada yang bertanya, kenapa menikah muda? nanti bagaimana kamu menafkahi keluargamu, bagaimana dengan pendidikan mu? dan banyak pertanyaan lain yang akan sahabat dengar dari orang sekitar jika sahabat memutuskan untuk menikah muda.
Baik, saya akan menjawab beberapa pertanyaan diatas berdasarkan prinsip yang saya pegang, dan prinsip ini memiliki konsekuen/tanggung jawab yang harus saya terima.
Kenapa Menikah Muda?
Alasan saya menikah muda saat itu karena saya tidak ingin pacaran, dan ingin memiliki hubungan yang halal dengan lawan jenis. Sebagai seorang pria, saya merasa ingin memiliki pendamping yang selalu menemani saya kapanpun dan dimanapun. Akhirnya dengan keinginan yang kuat saya selalu berdoa kepada Allah agar saya bisa segera menikah. Karena saking inginnya menikah muda, saya bersedia menikah dengan siapapun dan tidak akan pilih-pilih (dalam konteks wanita yang baik dan beragama). Benar saja, pada tahun 2015 tuhan mengabulkan doa saya, saya menikah dengan teman SMK yang bahkan tidak terlintas dalam pikiran saya pada saat itu bahwa dialah jodoh ku.
Pada masa pendekatan dan pembicaraan untuk menikah, saya posisi berada di malang dan calon istri saya berada di kalimantan barat. Jadi proses melamar dan pembahasan menikah kami lakukan dengan jalur telepon. Bahkan ketika saya melamar dia kepada kedua orang tuanya juga melalui telepon. Alhamdulillah semuanya dimudahkan oleh yang mahakuasa.
Bagaimana Saya Menafkahi Keluarga?
Sebenarnya saat saya takarufan dengan istri, waktu itu saya belum memiliki pekerjaan, saya berusaha mencari kesana kemari pekerjaan, namun tidak kunjung menemukan pekerjaan. Alhamdulillah pada saat itu saya bertemu teman kuliah yang memiliki penghasilan dari blog, dan akhirnya saya belajar dan merintis blog untuk mendapatkan penghasilan. Setelah 4 bulan alhamdulillah saya sudah bisa menghasilkan uang 1 juta lebih perbulannya dan dari situlah juga menjadi modal saya menikahi istri saya.
Baca Juga : Hadiah Yang Cocok Untuk Calon Istri
Bagaimana Dengan Pendidikan/Kuliah?
Emang ada masalah ya, jika menikah sambil kuliah? jawabannya bisa jadi iya dan bisa juga tidak. Semuanya tergantung dan bagaimana kita menjalaninya. Perjalanan hidup saat sesudah menikah lebih berlika liku, dan saya termasuk orang yang pantang menyerah untuk terus melanjutkan pendidikan saya walaupun rintangan dan godaan untuk stop di tengah jalan sangat besar. Beberapa teman saya ada yang memutuskan untuk berhenti dan ada juga yang memutuskan untuk lanjut walaupun harus menjadi mahasiswa tingkat akhir seperti yang saya jalani saat ini. Menurut saya menikah bukan menjadi alasan atau penyebab kita telat lulus, tetapi kurangnya semangat dan kegigihanlah yang menjadi penyebab kuliah belum lulus juga. Buktinya ada teman saya yang lulus tepat waktu walaupun dia menikah muda.
Suka Duka Menikah Muda
Setiap ada suka past di iringi dengan duka, begitulah perjalanan hidup mengarungi bahtera rumah tangga di usia yang tergolong muda dan masih berada di bangku kuliah. Suka yang saya alami adalah tiap hari ada bidadari cantik yang selalu menemani kita, mengurus makan dan pakaian kita dan banyak lagi yang tak bisa saya ungkapkan. Namun duka pun juga menyertai kehidupan seperti ucapan pedas dari keluarga yang merendahkan kita, penghasilan yang tidak stabil, dan masalah ekonomi keluarga serta biaya kuliah yang harus ditanggung.
Alhamdulillah segala masalah yang saya jalani terasa ringan dengan kehidupan rumah tangga yang harmonis, saling memahami, saling sabar, saling mengerti dan saling mencintai satu sama lain. Selalu berdoa untuk kebaikan yang menjadi kunci kehidupan berumah tangga di usia muda. Saya rasa cukup sekian cerita dan berbagi pengalaman menikah muda yang saya alami, sampai jumpa di tulisan saya yang lainnya ya.
Saya menikah saat saya masih duduk di bangku kuliah semester 5 dengan seorang wanita yang merupakan teman sekolah saat SMK. Mungkin sahabat ada yang bertanya, kenapa menikah muda? nanti bagaimana kamu menafkahi keluargamu, bagaimana dengan pendidikan mu? dan banyak pertanyaan lain yang akan sahabat dengar dari orang sekitar jika sahabat memutuskan untuk menikah muda.
Baik, saya akan menjawab beberapa pertanyaan diatas berdasarkan prinsip yang saya pegang, dan prinsip ini memiliki konsekuen/tanggung jawab yang harus saya terima.
Kenapa Menikah Muda?
Alasan saya menikah muda saat itu karena saya tidak ingin pacaran, dan ingin memiliki hubungan yang halal dengan lawan jenis. Sebagai seorang pria, saya merasa ingin memiliki pendamping yang selalu menemani saya kapanpun dan dimanapun. Akhirnya dengan keinginan yang kuat saya selalu berdoa kepada Allah agar saya bisa segera menikah. Karena saking inginnya menikah muda, saya bersedia menikah dengan siapapun dan tidak akan pilih-pilih (dalam konteks wanita yang baik dan beragama). Benar saja, pada tahun 2015 tuhan mengabulkan doa saya, saya menikah dengan teman SMK yang bahkan tidak terlintas dalam pikiran saya pada saat itu bahwa dialah jodoh ku.
Pada masa pendekatan dan pembicaraan untuk menikah, saya posisi berada di malang dan calon istri saya berada di kalimantan barat. Jadi proses melamar dan pembahasan menikah kami lakukan dengan jalur telepon. Bahkan ketika saya melamar dia kepada kedua orang tuanya juga melalui telepon. Alhamdulillah semuanya dimudahkan oleh yang mahakuasa.
Bagaimana Saya Menafkahi Keluarga?
Sebenarnya saat saya takarufan dengan istri, waktu itu saya belum memiliki pekerjaan, saya berusaha mencari kesana kemari pekerjaan, namun tidak kunjung menemukan pekerjaan. Alhamdulillah pada saat itu saya bertemu teman kuliah yang memiliki penghasilan dari blog, dan akhirnya saya belajar dan merintis blog untuk mendapatkan penghasilan. Setelah 4 bulan alhamdulillah saya sudah bisa menghasilkan uang 1 juta lebih perbulannya dan dari situlah juga menjadi modal saya menikahi istri saya.
Baca Juga : Hadiah Yang Cocok Untuk Calon Istri
Bagaimana Dengan Pendidikan/Kuliah?
Emang ada masalah ya, jika menikah sambil kuliah? jawabannya bisa jadi iya dan bisa juga tidak. Semuanya tergantung dan bagaimana kita menjalaninya. Perjalanan hidup saat sesudah menikah lebih berlika liku, dan saya termasuk orang yang pantang menyerah untuk terus melanjutkan pendidikan saya walaupun rintangan dan godaan untuk stop di tengah jalan sangat besar. Beberapa teman saya ada yang memutuskan untuk berhenti dan ada juga yang memutuskan untuk lanjut walaupun harus menjadi mahasiswa tingkat akhir seperti yang saya jalani saat ini. Menurut saya menikah bukan menjadi alasan atau penyebab kita telat lulus, tetapi kurangnya semangat dan kegigihanlah yang menjadi penyebab kuliah belum lulus juga. Buktinya ada teman saya yang lulus tepat waktu walaupun dia menikah muda.
Suka Duka Menikah Muda
Setiap ada suka past di iringi dengan duka, begitulah perjalanan hidup mengarungi bahtera rumah tangga di usia yang tergolong muda dan masih berada di bangku kuliah. Suka yang saya alami adalah tiap hari ada bidadari cantik yang selalu menemani kita, mengurus makan dan pakaian kita dan banyak lagi yang tak bisa saya ungkapkan. Namun duka pun juga menyertai kehidupan seperti ucapan pedas dari keluarga yang merendahkan kita, penghasilan yang tidak stabil, dan masalah ekonomi keluarga serta biaya kuliah yang harus ditanggung.
Alhamdulillah segala masalah yang saya jalani terasa ringan dengan kehidupan rumah tangga yang harmonis, saling memahami, saling sabar, saling mengerti dan saling mencintai satu sama lain. Selalu berdoa untuk kebaikan yang menjadi kunci kehidupan berumah tangga di usia muda. Saya rasa cukup sekian cerita dan berbagi pengalaman menikah muda yang saya alami, sampai jumpa di tulisan saya yang lainnya ya.